Harga Cabai Anlok, Petani Merugi

Kudus – Anjloknya harga cabai dua tahun ini, mencapai terendah pada tahun ini.

Harga cabai merah di pasaran saat ini dikisaran Rp. 5 ribu perkilo. Sementara ditangan tengkulak, cabai mereka hanya dihargai Rp. 3 ribu perkilo.

Giman, salah satu petani di Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo mengaku harga cabai tahun ini merupakan terendah selama kurun waktu tiga tahun kebelakang.

Dari tahun 2019, harga cabai dipasaran selalu mengalami penurunan setiap tahunnya.

“Harga tertinggi itu tahun 2019 lalu, sekilonya dihargai Rp. 40 ribu. Tahun kemarin (2020) harganya turun jadi Rp. 7 ribu perkilo. Tahun ini turun lagi,” katanya usai memanen cabai, Rabu, 25/08/2021.

“Kemarin sempat dihargai Rp. 6 ribu sampai Rp. 7 ribu perkilo. Ini ada panen raya, harganya anjlok hanya Rp. 3 ribu perkilo,” imbuhnya.

Anjloknya harga cabai membuat para petani merugi. Sebab harga yang ada tidak sepadan dengan modal dan tenaga yang mereka keluarkan.

“Satu kotak sawah modalnya sekitar Rp. 7 juta. Belum lagi buat bayar tenaga pemetiknya. Ini harga cabai Rp. 3 ribu perkilo, kita bagi dua dengan orang yang metik. Perkilo petani dapat Rp. 1500 yang metik Rp. 1500,” jelasnya.

Panen raya cabai di kawasan Pantura Timur, seperti daerah Kudus dan Pati dinilainya menjadi penyebab anjloknya harga cabai di pasaran. Tak hanya itu, penerapan PPKM dan penyekatan disejumlah daerah juga dinilai mempengaruhi permintaan cabai dari luar daerah.

Kondisi yang demikian membuat petani cabai di Kudus hanya bisa berpasrah. Mereka berharap pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan untuk mengangkat harga cabai di pasaran.

Terpisah, Anggota DPRD Jawa Tengah, Setyo Budi Wibowo berharap pemerintah dapat bergerak cepat menyikapi hal ini. Salah satunya dengan menyiapkan tempat penampungan sementara hasil pertanian.

“Beberapa waktu lalu kami sudah berkoordinasi dengan sejumlah perusahaan penyimpanan komoditas holtikultura. Konsepnya komoditas ini akan disimpan dan dikeluarkan saat harga membaik. Namun ini memerlukan dana yang tidak sedikit,” ujarnya.

Untuk solusi jangka pendeknya, masih kata Wibowo, pemerintah dapat membatu petani dengan aksi borong cabai. Seperti yang dilakukan pihaknya siang itu, membeli 1 ton cabai ke petani Kesambi untuk selanjutnya dibagikan ke warga terdampak covid.

“Cabai ini nanti akan kami bungkus plastik persatu kilogram dan kami bagikan ke warga Kudus yang membutuhkan,” katanya.

Aksi borong cabai ini diharapkan dapat diikuti oleh pejabat lainnya. Menurutnya, aksi ini dapat membantu petani cabai Kudus untuk menyiapkan masa tanam berikutnya.

“Selain itu menjaga semangat petani untuk kembali menanam cabai,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *