Kudus – Seperti Tahun Ajaran 2020/2021, untuk Tahun Ajaran baru 2021 kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dilakukan secara daring.
Kegiatan MPLS dimulai hari Senin 12/07/2021 hingga dua hari kedepan.
Walaupun dilakukan secara daring, tidak menutup kemungkinan masih ada siswa yang datang ke sekolah untuk mengikuti MPLS.
Seperti yang terlihat di SMP Negeri 5 Kudus. Ada dua siswa yang mengikuti MPLS di sekolah karena ketiadaan smartphone (hp).
Keduanya merupakan anak kembar asal Desa Bacin, Kecamatan Bae, Kudus.
Suci Dwi Anggraeni dan Arya Dwi Surya dengan bersepeda harus bolak-balik sejauh 2 kilometer, agar tak ketinggalan materi MPLS.
“Dulu punya HP, tapi sekarang sudah rusak. Tidak bisa dipakai lagi,” ujar Suci ditemui awak media di tengah kegiatan MLPS daring di SMP 5 Kudus, Senin, 12/07/2021.
Suci mengaku dulu sewaktu SD mereka dibantu oleh temannya dalam melakukan pembelajaran online.
“Dulu kalau ada tugas dikasih tahu teman, Kita ngumpulin tugas sekolah pakai HP dia,” ujarnya.
Secara tegas Suci maupun Arya mengaku tidak masalah harus mengikuti MPLS maupun pembelajaran di sekolah.
Terpisah, Kepala SMP 5 Kudus, Abdul Rochim mengatakan tahun ajaran baru ini pihaknya menerima sebanyak 248 siswa baru. Dari jumlah tersebut tujuh orang diantaranya diketahui tidak memiliki ponsel.
“Ada yang ponselnya dipakai orang tua. Ada yang benar-benar tidak punya, seperti Surya dan Suci ini,” ujarnya.
Rochim mengatakan tujuh siswa tersebut sudah ditawari pihaknya untuk mengikuti MPLS online di sekolah. Namun dalam pelaksanaannya hanya dua siswa yang datang ke sekolah.
“Dari tujuh itu, hari ini yang ke sekolah hanya dua. Yang lima mungkin pinjam HP saudara atau tetangganya,” ungkapnya.
Saat ini, masih kata Rochim, pihaknya tengah mengupayakan ketujuh siswa ini memiliki ponsel. Dengan membuka donasi ponsel bagi mereka.
“Kami galang donasi dari guru maupun orang tua siswa. Yang punya HP tidak terpakai, bisa dihibahkan untuk bantu pembelajaran siswa yang tidak memiliki HP. Saat ini sudah ada dua HP. Ini nanti akan kami salurkan ke siswa yang membutuhkan,” terangnya.
Hal semacam ini, lanjut Rochim, bukan kali pertama bagi pihaknya. Tahun lalu, pihaknya juga menemukan kasus yang sama.
Untuk pelaksanaan MPLS, Rochim mengaku semuanya dilakukan secara online melalui WhatsApp Grup dan YouTube. Kendati online, Rochim berharap para siswa baru bisa tahu dan mengenali guru serta lingkungan sekolahnya.