Hutan Gundul Di Duga Penyebab Banjir Wonosoco

Kudus – Beberapa tahun terakhir, Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan, Kudus, nyaris menjadi langganan bencana banjir.

Bahkan pada bulan November tahun 2021, dua kali Banjir Bandang menerjang Desa Wonosoco.

Banjir yang terjadi tidak hanya merusak infrastruktur setempat, juga menenggelamkan potensi desa wisata dan budaya yang telah dirintis.

Selain itu, banjir bandang yang terjadi di awal dan akhir bulan November lalu, meninggalkan trauma bagi warga di lereng Pegunungan Kendeng.

Ironisnya, hingga saat ini belum ada upaya komprehensif untuk mengatasi bencana tahunan tersebut.

Segala usulan, wacana, dan kajian yang datang usai bencana terjadi, hanya menjadi wacana dan tidak tau kapan terealisasi.

Hal itu disampaikan Kepala Desa Wonosoco, Setiyo Budi di kepada media di Kantor Kepala Desa Wonosoco, Rabu 01/12/2021.

“Banjir Bandang pada tgl 2 dan 29 bulan November lalu, meninggalkan trauma bagi warga desa. Bayangkan saja, usai rumah dibersihkan dan juga ada beberapa yang diperbaiki usai diterjang bandang, tiba-tiba saja, banjir bandang kembali menerjang,”kata Setiyo Budi saat ditemui di Kantor Kepala Desa Wonosoco.

Sedikitnya lima rumah rusak terkena banjir bandang.

Menurut Budi, Terjangan material dan air dari lereng Pegunungan Kendeng cenderung meningkat.

Dia menduga, hal tersebut terkait kondisi hutan kritis di perbatasan Kudus-Pati.

Ratusan hektare lahan yang hanya dipenuhi tanaman semusim dan tergolong kritis tidak kuat menahan laju air.

“Lahan kritis di Pegunungan Kendeng dengan pemukiman warga Wonosoco hanya sekitar setengah kilometer saja,”ujarnya.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, diperlukan waktu sekitar setengah jam dari lahan kritis tersebut ke arah pemukiman.

Pihak desa sudah berupaya mengurangi potensi kerusakan dengan memperlebar Sungai Larik Tus Cangkring.

“Segala upaya dari Pemdes Wonosoco sudah dilakukan, dari pelebaran sungai, pemecah arus hingga peninggian dan pelebaran jembatan,”tambahnya.

Namun, semuanya itu akan sia-sia, jika penyebab utama banjir dari hulu belum diatasi.

“Solusi mendasar untuk mengatasi hal tersebut ya reboisasi dan pemulihan kondisi hutan di lereng Pegunungan Kendeng,”jelasnya.

Memang pemulihan kawasan Pegunungan Kendeng melibatkan tiga kabupaten, yakni Kudus, Pati dan Grobogan. Dan itu perlu campur tangan Pemerintah Provinsi.

Disamping pemulihan kawasan Pegunungan Kendeng, perlu dibuat semacam cek dam untuk mengurangi laju luncuran material dari Pegunungan Kendeng.

“Berulangkali kami sampaikan di Musren, namun juga belum juga direalisasi,” paparnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *